Rabu, 11 Maret 2009

Sekilas Dialektika Sosial Marx

Dialektika berasal dari bahasa Yunani, yaitu dialogue yang berarti percakapan dan dialog. Pada mulanya, dialetika bermakna mencapai hakikat untuk membuka ide-ide kontradiktif dan pandangan yang saling bertentangan yang dilontarkan di dalamnya. Masing-masing pandangan itu menunjukan titik kelemahan dan kesalahan yang ada pada lawan berdasarkan pengetahuan yang sudah diakui, maka berkembanglah pertentangan antara penafian dan penetapan dalam pembahasan dan perdebatan tersebut, hingga berhenti pada kesimpulan yang didalamnya terdapat salah satu pandangan ini dipertahankan.

Dialektika juga dapat berarti suatu proses dimana materi menemukan pembentukan tahap selanjutnya sampai kepada bentuk akhirnya, yang mana berubah dari satu bentuk kepada bentuk yang lain adalah ujud perubahan materi, sedangkan cara guna mewujudkan perubahan tersebut adalah dengan menciptakan pertentangan antar satu materi dengan materi yang lain, atau menciptakan konflik antara satu pihak dengan pihak lain. Menurut konsep materialisme dialektis Hegel yang kemudian dikaji ulang atau dikembangkan olah Karl marx yang menyatakan bahwa perubahan bentuk secara material dari satu bentuk ke bentuk yang lain adalah materi dialektis dari satu kesatuan eksistensi yang didalamnya terdapat tesis , antitesis, sintesis. George Lavebvre (1874-1959) ahli sejarah prancis mengatakan:”jika tidak ada yang terjadi, berarti disini tidak ada kontradiksi. Sebaliknya, jika tidak ada kontradiksi berarti tidak ada yang terjadi, tidak ada yang wujud dan tidak terlihat adanya aktifitas apapun, dan berarti tidak ada sesuatu yang baru”. contoh pengaplikasian metode tesis, antitesis, sintesis: bahwa keadaan yang ada saat ini merupakan thesis, baik ketika terjadi kezaliman ataupun tidak; untuk mewujudkan perubahan manjadi keadaan baru (sintesis), diperlukan adanya antitesis (kontradiksi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan), sehingga muncullah apa yang disebut dengan class struggle (perlawanan antar kelas masyarakat), antar kelompok miskin dengan kaya, dan pada saat itulah akan terjadi perubahan baru.

Karl marx menyimpulkan bahwa masyarakat bukan terdiri atas individu-individu –seperti pandangan Hobbes dan Locke- melainkan terdiri atas kelas-kelas. Yang dimaksudkan kelas disini adalah kelompok orang yang memiliki pola hubungan yang sama terhadap sarana produksi (capital relation). Menurut Marx, seorang anggota masyarakat tidak mengembangkan dirinya secara individual dalam situasi yang vakum, melainkan dari dan melalui kelas ia tergolong (terbentuk), gabungan dari individu itulah sebagai kelas yang membentuk nilai, gagasan dan kebutuhan. Marx juga mengajukan suatu teori dialektika-materialisme yang berisi, semua sejarah merupakan pergantian dominasi dari satu kelas terhadap kelas lain. Dominasi suatu kelas berakhir dengan revolusi terhadap terhadap kelas tersebut yang kemudian memunculkan kelas baru yang mendominasi kelas lain.

Pada abad pertengahan, eropa di dominasi oleh kelas aristokrasi, namun dalam kelas feodal ini terdapat kontradiksi internal yang pada gilirannya menghancurkan kelas itu sendiri. Kontradiksi itu terjadi karena pada satu pihak mereka memerlukan pelayanan bank dan pedagang, namun pada pihak lain secara etis status sosial kebangsawanan menghambat mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan ekonomi. Kemudian mereka membentuk kelas baru yakni kelas kapitalis, yang bersamaan dengan munculnya revolusi industri dan liberalisme yang kemudian kelas terakhir ini menjatuhkan kelas feodal. Kelas kapitalis kemudian menguasai eropa namun manurut Marx kontradiksi internal yang melekat dalam kelas ini pula yang akan menghancurkan kelas kapitalis. Menurut Marx, kontradiksi internal kapitalisme dapat berupa pada satu pihak persaingan bebas dan sehat harus terwujudkan, pada pihak lain untuk dapat survive mereka memerlukan koordinasi dalam pengadaan sarana produksi dan distribusi. Kontradiksi ini menimbulkan akumulasi kapital pada kelompok kecil pengusaha, sedangkan di pihak lain timbul kemelaratan besar-besaran di kalangan buruh dan penduduk pada umumnya yang menyebabkan timbulnya sebuah revolusi proletariat guna menumbangkan hegemoni kapitalis. Oleh sebab itulah kemudian timbul bentuk lain dari kapitalisme yakni imperialisme dan kolonialisme guna mengurangi surplus produksi yang terjadi (new market) serta eksploitasi bahan baku produksi.

Karl marx mengecam keadaan ekonomi dan social disekelilingnya, akan tetapi ia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam dan harus diubah secara radikal melalui pendobrakan sendi-sendinya. “Semua filsafat hanya menganalisa masyarakat, tetapi masalah sebenarnya adalah bagaimana mengubahnya”. Menurutnya pertentangan antara kaum kapitalis dan kaum proletar merupakan pertentangan kelas yang teakhir dan dengan demikian akan berakhirlah gerak dialektis. ”kekerasan adalah bidan dari setiap masyarakat lama yang sedang hamil tua dengan masyarakat baru”. Selama masyarakat dibagi kedalam kelas-kelas, selama masih ada eksploitasi manusia oleh manusia, perang tak bisa dihindari.

Berikut pemikiran Karl marx yang essainya membahas tentang perubahan dari sosialisme utopis ke perselisihan revisionisme Franz magnis suseno: uraian tentang bagaimana kapitalisme niscaya berakhir. Dalam revolusi ini hanya memperhatikan faktor-faktor utama. Sebenarnya persyaratan revolusi sosialis lebih kompleks. Revolusi proletariat baru dapat berhasil menumbangkan kapitalisme dan mendirikan sosialisme apabila syarat-syarat berikut terpenuhi :
Keadaan harus sedemikian buruk sehingga tidak tertahankan lagi oleh bagian terbesar umat manusia.
Kapitalisme sudah berhasil menciptakan kekayaan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan segenap orang.
Revolusi harus merupakan sebuah peristiwa global.
Tenaga-tenaga produktif harus sudah berkembang secara universal sehingga pembagian kerja tidak perlu lagi.
Dalam revolusi sendiri kesadaran seorang revolusioner proletariat harus terbentuk.

Meminjam teori benturan sosial determinisme Marx, kejayaan kapitalisme akan tumbang ketika dimana dunia sudah jengah akan kemiskinan global, terpusatnya sirkulasi modal di segelintir korporasi, terbentuknnya kesadaran untuk melawan dominasi modal korporasi, mewabahnya doktrin “globalisasi” yang menggilas kearifan lokal, sepertinya akhir dari kejayaan Kapitalisme tinggal menunggu waktu saja.

Referensi
Andrian Sipatungguh. 2005. Melawan Dengan Teks : kejatuhan Kapitalisme. Resist Book
Latif Wiradaguna. 2003. Marx dan Sosialisme. Resist Book

Tidak ada komentar: