Jumat, 13 Februari 2009

Kesadaran yang ambigu…..

Suatu hari seorang teman bertanya dengan penuh kesan ke-akuannya “apaseeh… idealisme itu?” heeran...sekarang kata itu seakan penuh dengan pernyataan ‘make a stand different with the other’, kebanggaan, tumpahan caci makian atas prilaku amoral mental disekeliling (politis kepentingan), caci maki atas system dinegeri ini yang udah emang usang n’ kudu diberangus ama tatanan yang emang udah kodrati and…..ah ga cukup ditulis disini coz omongannya buanyak banget kya nene2 lg transaksi bikin gigi kawat dipuskesmas,ampe ga bisa gw cerna but coz gw dah terlatih ngedengerin berita sergap di tv jdnya bisa ambil benang merahnya deh, so what’s up babe! here there are with my opinion….

Secara etimologis kata idealisme dibedah menjadi 2sub pokok pengartian yang lain yakni ideal ato ide yang berarti segala sesuatu hal yang merupakan produk dari olah pikir yang rasional dan pas, cocok, sesuai dgn kesejatian diri kita n’ lainnya da poko na mah reseup wae lah,sedangkan –isme ialah paham, ajaran, pandangan beserta nilai2 yang mendasarinya dan sifatnya yang mengikat so idealisme ialah suatu paham atau ajaran n’ juga pandangan or ide (bagian dari pada ideologi tertentu) terhadap realitas hidup yang sesuai, cocok, pas, dengan integritas moral kita sebagai manusia ciptaan Tuhan yang memiliki akal sehingga tahu mana yang benar n’salah n’ itu sifatnya mengikat dalam artian NO COMPROMISE dengan segala hal yang tidak sesuai atau bertolak belakang dengan pendirian kita (our stand) n’siap terhadap segala konsekuensi akibat sesuatu yang kita perjuangkan melalui idealisme kita tadi. Waduhh....berat banget !! apa bisa hal kya gitu bisa diimplementasiin dikehidupan nyata gw seh sangsi tuch ! but antum bisa ga jelasinnya lebih spesifik lagi coz yang jadi pertanyaan gw sekarang,ana berjuang hidup itu untuk siapa...?

waduh jadi panjang neh ngejelasinnya nanti gw jd so pinter lg (aku berlindung kepada Allah tuhan maha kuasa dari sifat ujub, riya n’ lainnya) harus robah posisi neh supaya pewe’, gini neh say’ (sapa lo..) pertama, siapa sih kita ini ? ngapain seh kita hidup ? yang kata para filsuf mah hidup ini absurd,kieu2 wae...and nti neh klo kita kontrak hidupnya dah abis,mau kemana seh kita ini ? ayo coba tebak.....! aduuuh....pusiang banget seh ko nanya idealisme ampe nyasar ke kontrak hidup segala pabalieut amat gw kan pengen tahu ko malah ditanya balik, emang gw mah pentium 2 abis garansi lg so jelasinnya yang simple napa.. !

Yo weish sekarang listen to me carefully...kita itu adalah manusia makhluk ciptaan Allah yang diberi akal guna meredam nafsu yang juga ada pada diri kita (pokona mah kita makhluk yang sempurna lah) juga khalifah dimuka bumi yang menjaga tatanan hukum Allah dibumi ini, tugas kita hidup selain manjadi khalifah (pengganti/pemimpin) dibumi adalah untuk melaksanakan segala perintahnya dan meningggalkan segala larangannya “Tidak ku ciptakan jin dan manusia selain hanya untuk beribadah kepada-Ku” selain pemenuhan materi dalam hidup kita juga harus memperhatikan kaidah aturan Allah guna apa yang kita lakuin itu sesuai gak dengan aturan yang udah ditetapin ama Allah supaya kita ini bukan hanya selamat didunia tapi juga diakherat kelak,lalu mau kemana kita setelah koit alias mati ? nah kita harus percaya akan adanya alam lain setelah kita habis masa kontraknya didunia ini yakni alam akherat yang kekal yang disana kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang udah kita perbuat waktu kita hidup didunia, nti abis ditanyain ama malaekat udah deh itu mah hak preogratif Allah apa kita masuk ke surga pa kita trapped dineraka tempat gojlokan dosa. Lalu hubungan dengan idealisme itu apa...? ntar dulu...nyerobot aja kya kereta api makanya dengerin dulu, deskripsi diatas adalah hakekat hidup manusia, makhluk Tuhan yang paling mulia lebih mulia dari pada malaekat apa lagi si iblis bangsat beserta kroni2nya dan itu bisa terlaksana apabila setiap apa yang kita lakuin yang tentunya perbuatan baik itu harus berorientasi kepada pemenuhan kewajiban kita sebagai makhluk Allah.

Masih blom ngerti...? kita terusin deh, kita hidup itu melalui beberapa fase, dari bayi hingga menjadi tua dan akhirnya koit deh, nah klo ntu fase dalam hal jasmaniah beda dengan fase pemikiran yang kata seurang bijak mah “menjadi tua itu pasti tapi menjadi dewasa itu pilihan” artinya menjadi tua itu pasti karena itu sudah menjadi ketetapan Allah (sunnatullah) sang pencipta namun menjadi dewasa itu adalah bukan pasti alias absurd tergantung pilihan lo sendiri mau menjadi dewasa secara pemikiran atau hanya mau bersikap apatis terhadap segala perubahan yang ada disekeliling atau hanya sekedar pendewasaan alat reproduksi belaka..?,nah klo fase perubahan kesadaran berfikir itu melalui empat fase :

Kesadaran naif yaitu tahap dimana seorang hanya bersikap acuh tak acuh terhadap segala perubahan yang terjadi disekelilingnya. Life’s still going on, what the f%$k about everything Da pokona mah apatis, skeptis n pesimis lah...
kesadaran kritis yakni suatu tahap dimana kita udah tahu atau perduli terhadap ketimpangan disekeliling tapi ada kurangnya nih, pada tahap ini seorang ntu bisanya ngritik doank,kritis gitu (kya dah sakit n’ muak ma penindasan jdnya kritis) tp ga punya solusi atas apa yang dia kritisi atau dengan kata laen dy Cuma bisa nunjukkin salahnya tapi ga bisa nunjukkin jalan keluarnya.

kesadaran aktif dimana pemikiran seseorang dah mengalami progress yang signifikan, artinya da peningkatan luar biasa pada daya nalar dan rasio serta analisis yang mendalam terhadap suatu masalah. Pada tahap pemikiran ini,seorang tersebut bukan hanya bisa menunjukkan kesalahan yang mengakibatkan masalah ntu terjadi tapi juga dy dapat menunjukkan solusi atau jalan keluar dari masalah tersebut. Namun, dlam tahap ini penggugah atau stimulus maupun orientasi seseorang tersebut hanya berkisar dari dorongan lingkungannya dan dy kaga tau nih tujuan akhir dari pemikiran dy atau dalam kata lain hanya sebatas pemenuhan akan tuntutan rasionalisasi dirinya (kebutuhan pengakuan diri), klo kata ustd jeffry mah kekeringan dahaga spritualisme yang ujung-ujungnya bisa nimbulin pengingkaran atas kewajibannya yang bukan hanya “hablumminannas” melainkan juga mesti “hablumminallah”.

kesadaran transendental yakni suatu tahap dimana kesadaran manusia sudah menemui makna akan hakekat tujuan dari pada hasil olah atau produk pemikirannya. Dalam tataran ini, selain analisis masalah yang mendalam seorang tersebut telah dapat mengaplikasikan hasil olah produk pemikirannya atau kesadarannya yakni selain pemenuhan akan eksistensi dirinya, masyarakat atau lingkungannya serta yang paling pokok ia sadar akan pemenuhan yang paling sejatinya yakni sebagai manifestasi dalam rangka kesadarannya akan pemenuhan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan yang serba terbatas dimata Tuhan. Stimulus atau penggugah dari tahap kesadaran ini ialah kesadarannya akan pengagungan dirinya terhadap eksistensi Tuhan. Artinya, segala produk dari kesadaran ini ialah semata – mata ialah untuk “beribadah” kepada Tuhan. Ia menafikan akan eksistensi atau pengakuan akan dirinya ditataran masyarakat ( Ga pengen cari muka gitu...) Dalam tahap kesadaran ini, ia berhasil memadukan akan 3 tingkat kecerdasan yakni IQ, EQ dan SQ. Elaborasi dari daya nalar plus rasionalisasi ditambah manajemen egonya plus dibingkai dengan nilai-nilai religi, kentara sekali acap kali dalam menganalisis sebuah masalah. Yang outputnya menghasilkan sebuah produk pemikiran yang orisinil, tajam plus tidak keluar dari kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan baik itu oleh norma atau tata nilai masyarakat maupun yang paling pentng norma atau kaidah agama.

Nah..ditahap terakhir inilah yang sejatinya merupakan sebuah idealisme yang konstruktif dan mengandung nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan norma atau etika masyarakat. Ngerti ga...? mmmmm...gimana yah ? ee’eh...taapi berarti seorang atheis atau yang simplenya nih, seorang koruptor ga bersalah dong karena itu idealisme mereka, itukan merupakan atau dianggap hal yang ideal bagi mereka dan mereka berhak dong No compromise dengan individu2 yang bertentangan dengan pendirian mereka...? u’uh dasar o’on nih, gene neh say....emang kadang ada yang menjustifikasi perbuatan yang dilakukan seorang atheis n’ isme2 yg lainnya yang bersifat matrealisme maupun koruptor adalah bagian dari idealismenya namun itu baru dalam tataran hal yang ideal bagi dirinya dan belum tentu ideal diluar dirinya..kan udah dkasih tau bahwa idealisme itu bukan hanya bergerak dalam tataran terminologi ideal namun juga bergerak pada tataran nilai-nilai kesejatian manusia dan masyarakat. Sehingga korupsi maupun paham atheis itu bukan merupakan idealisme yang sejati, maupun paham2 ataupun pandangan tertentu yang sejenis yakni hanya bergerak dalam tataran terminologi ideal, jelas ntu bukan sebuah idealisme yang hakiki. Sebuah idealisme yang hakiki ialah sebuah pendirian yang mengikat yang tidak hanya memperhatikan nilai-nilai egosantris pribadinya namun juga nilai-nilai yang ada dimasyarakat terutama nilai-nilai yang menunjukkan kesejatian kita sebagai makhluk Tuhan yang sempurna yang memiliki akal sehingga mampu membedakan mana yang haq dan mana yang bathil...

Nah kalo menurut gw nih mereka yang menekuni profesi sebagai koruptor maupun simpatisan paham2 seperti atheis n’ lainnya yang berdasar atas asas ideal semata itu bergerak dalam tataran kesadaran yang ambigu...artinya dalam behavior mereka sendiri tejadi pertentangan yang tajam antara nuraninya dengan egosentrisnya yang disebabkan tingkat kesadarannya yang ambigu ataupun tidak punya landasan pijakan yang benar2 hakiki atas pendiriannya tersebut dan juga hal tersebut bertentangan dengan nilai2 atau norma yang berlaku di lingkungan masyarakat apalagi agama....dah ngerti...? siap bozzz,dah ngerti banget ! nah, pesen gw kita nih, akan tetep melalui tahap2 proses kesadaran seperti diatas, entah kita bergerak di tataran kesadaran yang mana yang penting jangan bergerak dalam tataran kesadaran ambigu tersebut, U harus yakin akan U punya nilai2 kesejatian diri yakni nilai2 agama jangan ditinggalin. Karena pada dasarnya segala perbuatan, tingkah polah, pola pemikiran maupun produknya ialah semata-mata sebagai pemenuhan ibadah kita kepada Allah Tuhan kita semua..... dah deh gw dah cape nih laen kali Qt terusin ok....
Yoo weish thankz bangetz yazzzz...........

By Ndunkz @ 2005
Dipublikasikan dalan Buletin Himpunan Administrasi Negara Vol I.
Ter-inpsirasi lewat obrolan nan lugas dengan seorang mahasiswi seangkatan ku yang katanya sih seorang yang idealis.

Referensi :
Budiman, Arief. 1992. Terminologi Idea Dalam Tataran Pergerakan Sosial : Suatu Study Awal. Jakarta : Sinar Harapan
Marcuse, Herbert. 1984. How To Understanding Plato scince. Australia : Penguin Press
Trilaksono, Agusti. 1998. Keberadaban Logika Tuhan. Surabaya : Insan Bumi Press

Tidak ada komentar: